Latest Games :
Home » » LAPORAN PENGERJAAN PLAT/TOOL BOX

LAPORAN PENGERJAAN PLAT/TOOL BOX

Jumat, 07 Juni 2013 | 0 komentar

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR (PENGERJAAN PLAT/TOOL BOX)














                                                                           Disusun oleh:

                                                                           AZHARUL
                                                                 Nim    :   1104106010044
                                                            Jurusan    :   Teknik Industri





                                             LABORATORIUM DASAR PROSES PRODUKSI
                                         FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
                                                        DARUSSALAM – BANDA ACEH
                                                                        TAHUN 2013





                                                                           BAB I
                                                                 PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain. Dalam modul materi pengerjaan plat ini akan dibahas tetang :
1.  Proses pemotongan plat
2.  Proses Tekuk (bending)

a.    Pemotongan Plat
Pada proses pemotongan plat, alat yang digunakan untuk memotong plat adalah mesin gullotine. Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin gullotine hidrolik. Disini alat yang digunakan untuk praktek pada praktikum proses produksi adalah mesin guillotine manual. Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan dengan tuas penekan yang   digerakkan   oleh   kaki   si  pekerja.   pelat   yang   dapat   dipotong   di bawah 0,6 mm.
Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan Pelat  yang dipotong  diletakkan  pada landasan  pisau tetap  dan pisau atas  ditekan  sampai memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser ewaktu tejadinya proses pemotongan posisi   mata   pisau   atas   dimiringkan,   sehingga   luas   penampang   pelat  yang dipotong mengecil . 
Hasil pemotongan dari mesin gullotine ini dipengeruhi oleh kemiringan dan kelonggaran (suaian) antara kedua posisi pisau. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik tehadap  pelat yang dipotang sesuai antara ke 2 mata pisau harus jenis pelat yang dipotong.
b.    Proses Tekuk (Bending)
Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan hydraulic pipe bender digunakan untuk menekuk benda kerja yang berbentuk silinder.
Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan (lihat gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah peregangan terlihat pada sisi uar pembengkokan, dimana daerah ini   terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk. Peregangan ini menyebabkan   pelat mengalami pertambahan panjang. Daerah netral merupakan daerah yang tidak mengalami perobahan. Artinya pada daerah netral ini pelat tidak mengalami   pertambahan panjang atau perpendekkan. 
Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan yang dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan.

1.2    Tujuan Praktikum
1.    Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat / logam lembaran.
2.    Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan  pelipatan benda kerja pelat / logam lembaran secara benar.
3.    Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat potong.
4.     Memahai prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1    Teori Dasar
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah melukis, melipat, melubangi, meregang, menyambung, dan lain-lain.
Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkah-langkah kerja sebagai berikut, antara lain :
1.    Pembuatan gambar kerja
2.    Melakukan pemotongan plat
3.    Menghitung besarnya bending (penekukan)
4.    Assembling

2.2    Prinsip Kerja Alat
1.    Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
2.    Mistar Siku
Digunakan untuk menarik garis –garis sejajar serta menyiku terhadap sisi-sisi pinggir, juga digunakan untuk memeriksa kerataan pinggir suatu benda kerja.
3.    Penggores
Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores teknik, penggores saku, dan penggores mekanika Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas kertas.
4.    Palu
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun dengan mesin. Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan palu.
5.    Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat, ditab, dll.
6.    Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: Kikir Rata, bulat, segi empat, setengah lingkaran, segi tiga, bujur sangkar
7.    Mesin Bending
Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak dapat dibending dengan bending manual.
8.    Gergaji Tangan
Gergaji Tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan baja tungsten (tungsten steel).
9.    Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.

10.    Tang
Digunakan untuk menjepit atau memegang benda kerja
11.    Sarung Tangan
Sarung Tangan digunakan untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekitarnya.
12.    Drill
Mesin Drill digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibuat
13.    Hand driver
Adalah yang digunakan untuk mengepres atau mengunsi paku atau skrup, alat ini biasanya digunkan pada heatsink.

2.3    Langkah Pengerjaan
Secara garis besar prosedur kerja membuat tool box adalah sebagai berikut:
1.    Pembuatan Gambar kerja
Langkah awal kerja pelat adalah menggambar. Gambar benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar tersebut adalah:
a.    Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan.
b.    Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.
c.    Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman dalam penggoresan.

2.    Melakukan pemotongan pelat
Setelah selesai menggambar pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan menggunakan manual.
3.    Melakukan Penekukan
Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Penekukan yang diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas penekukan.
a.    Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius sesuai dengan yang diinginkan.
b.    Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan.
c.    Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan dengan permukaan bagian dalam.
d.    Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius penekukan.
e.    Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan.

4.    Assembling
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu:
a.    Menyambung dengan sekrup
b.    Menyambung dengan paku keling
c.    Menyambung dengan lipatan
d.    Menyambung dengan las titik
Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup.


5.    Finished Work (Pengamplasan)
Pada tahap ini dilakukan perapihan dan pengecheckan kembali hasil lipatan.Dan juga kembali dilakukan perapihan bagian-bagian dengan menggunakan kikir,gergaji,palu agar memperoleh hasil yang maksimal.Bila dilakukan sesuai dengan perhitungan dan prosedur yang ada maka bagian-bagian tadi akan menyatu membentuk suatu rangka kotak panel.







                                                                      BAB III
                                                      METODE PRAKTIKUM


3.1    Instalasi Pengujian
a.    Melakukan pemotongan pelat
1.    Menyiapkan plat yang akan dipotong.
2.    Lumuri oli pada pisau potong mesin.
3.    Menghidupkan mesin potong.
4.    Masukkan plat yang siap dipotong.
5.    Perhatikan mata pisau dengan garis pada plat yang akan dipotong.
6.    Injak pedal pada mesin untuk memotong plat.

b.    Melakukan Penekukan
Siapkan mesin bending untuk penekukan plat.
c.    Mesin Bor
1.    menghidupkan mesin bor.
2.    atur kecepatan putaran.
3.    siapkan plat yang akan di bor.
3.2    Alat dan Bahan
a.    Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan plat pembuatan toolbox adalah sebagai berikut :

1.    Penggores
2.    Mistar
3.    Palu
4.    Tang
5.    Mesin Lipat
6.    Mistar siku
7.    Kikir
8.    Gergaji Tangan
9.    Drill
10.    Penitik
11.    Ragum
12.    Sarung Tangan
13.    Mesin Potong
14.    Alat rivet

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.    Plat tipis
2.    Plat tebal
3.    Engsel 30 cm
4.    Paku keling
5.    Paku rivet


3.3    Langkah Pengerjaan
Secara garis besar prosedur kerja membuat tool box adalah sebagai berikut:
1.    Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar.
2.    Memotong plat sesuai dengan pola yang telah di bentuk.
3.    Mengikir bagian-bagian yang tajam.
4.    Melipat plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
5.    Merakit plat menjadi sebuah tool box.

Adapun secara terperinci proses pembuatan tool box ini adalah :
a.    Memotong dengan mesin potong
1.    Menyiapkan benda kerja yang akan di pakai untuk membuat tool box.
2.     Menandai bagian  yang akan di potong.
3.    Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong pada mesin pemotong.
4.    Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di potong.
5.    Mengunci benda pada mesin potong.
6.    Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja terpotong.
7.    Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.
b.    Memotong dengan gergaji besi
1.    Menyiapkan benda kerja yang telah dipotong dengan mesin pemotong dan yang telah dipola sebelumnya serta yang akan di pakai untuk membuat tool box.
2.    Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong dengan menggunakan gergaji besi.
3.    Memastikan pitchnya telah sesuai dan arah gergaji mengarah ke depan.
4.    Mengatur tegangan bilah secukupnya.
5.    Menggenggam dan mengayun rangka gergaji.
6.    Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.


c.    Melipat plat dengan mesin lipat
1.    Menyiapkan benda kerja yang akan di dilipat untuk membuat tool box.
2.    Menandai tempat kerja yang akan di lipat.
3.    Menjepit benda kerja yang akan di lipat pada mesin lipat, sesuai   dengan pola yang akan dilipat.
4.    Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di lipat.
5.    Mengunci benda pada mesin lipat.
6.    Mengayunkan mesin lipat dengan arah sudut 90 derajat.

d.    Melubangi
1.    Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk ukuran disesuaikan dengan aturan.
2.    Menitik pada bagian terdekat pola menggunakan penitik.
3.    Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan Mesin bor.
4.    Memutuskan plat yang belum terputus dengan mesin bor.
5.    Mengikir bagian yang masih tebal atau jauh dari ukuran.

e.    Assembling
Teknik penyambungan pada kerja plat dapat dilakukan dengan cara menyambung dengan paku keling.
Langkah pengerjaan menyambung adalah sebagai berikut :
1.    Menyiapkan bahagian-bahagian yang akan di sambung
2.    Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku keling.
3.    Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
4.    Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
5.    Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
6.    Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
7.    Bagian tangkai karena platnya tebal maka untuk menyambungnya menggunakan paku rivet, merivet dengan alat perivet (butuh tenaga yang kuat).




                                                                     BAB IV
                                                   ANALISA PERMASALAHAN



Selama proses pengerjaan plat, dapat terjadi beberapa permasalahan baik pada mesin maupun pada pengerjaan manual. Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang dapat terjadi:

1.    Penitik kurang tajam, hal ini menyebabkan garis kurang nampak disaat membuat pala. Sehingga pekerja harus berulang-ulang menggari pola, dengan ini akan memperlambat pengerjaan untuk mencapai waktu yang maksiamal atau yang telah ditentukan.

2.    Penekukan secara manual, hal ini membuat kinerja pekerjaan menjadi lambat, dikarenakan harus mengulang tekukan pada satu permukaan karena itu permukaan tidak rata dengan akata lain tidak rapi.


3.    Pemotongan dengan gergaji besi, hal ini agak sedikit menguras tenaga si pekerja dan menghasilkan produk kurang rapi, karena butuh ketelitian untuk mengikuti garis pola. Sehingga harus dilakukan pengikiran pada permukaan tersebut.

4.    Mata bor kurang tajam, hal ini menyebabkan pemakanan benda kerja kurang pas dan sering terpeleset dari titik pola saat melakukan pengeboran (melubangi) pada bagian untuk duduan paku keeling.





                                                                         BAB V
                                                                     PENUTUP


5.1    Kesimpulan
Pada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri kita agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus benar-benar teliti baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja dirakit akan mendapatkan kecocokan antara bagian yang satu dan lainnya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar dalam bekerja, khususnya pada pembuatan macam - macam lipatan tepi tidaklah mudah. Kita harus benar – benar memperhatikan fungsi dan tujuan dari penggunaan alat – alat kerja.

5.2    Saran
Diharapkan pada saat melakukan praktek mahasiswa harus melengkapi pakaian keselamatan kerja hendaknya digunakan selalu di dalam ruangan laboratorium dasar proses produksi dan kerja sama tim sangat di butuhkan dalam praktek hendaknya setiap perorangan dalam tim memegang satu bahagian benda kerja agar cepat selesai.

Share this article :

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Hanya Di Sini™ - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger