Latest Games :
Home » » Laporan Praktikum Las Listrik

Laporan Praktikum Las Listrik

Kamis, 09 Mei 2013 | 0 komentar



LAPORAN
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
LAS BUSUR LISTRIK



OLEH : 
                         NAMA            :AZHARUL
   NIM                : 1104106010044
 JURUSAN      : TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013
Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2.      Melatih ketrampilan praktikan dibidang las busur listrik.
3.      Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan/penempelan logam besi dengan las busur listrik.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Alat :
1.      Palu                                     7. Topeng las
2.      Mistar siku                          8. Tang
3.      Ragum                                 9. Meja las
4.      Kikir                                  10. Elektroda
5.      Sikat kawat                       11. Mesin las
6.      Penitik nomor
Bahan :
1.      Dua buah besi strip 1 inchi x 9 mm x 20 mm.
Gambar bahan
Dasar Teori
       Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Ada dua macam mesin las, yaitu mesin las DC (direct current - mesin las arus searah) dan mesin las AC (alternating current - mesin las arus bolak-balik). Disini mesin yang akan dipergunakan adalah mesin las AC. Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik yang cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman yaitu kurang dari 45 volt, jadi tidak terlalu berpengarung besar/fatal jika kita tersetrum.
       Perlengkapan las yang terutama untuk melakukan pengerjaan pengelasan adalah sebagai berikut : 
 1. Pembangkit listrik
       Pada praktikum ini arus yang digunakan adalah arus AC. Pesawat arus bolak-balik pada dasarnya merupakan suatu transformator “step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
2. Pemegang elektroda
      Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Alat ini harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi sipemakai. 
 3. Penjepit masa
       Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa). Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat juga dijepitkan pada meja kerja (meja besi). Kontak dengan masa ini harus baik agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga api yang sesuai. 
 4. Topeng las
       Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm/topeng muka.
5. Elektroda
       Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel – mangan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 700-800 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.
6. Meja las
       Meja las sebagai tempat penjepit masa dan tempat benda kerja yang akan dilas untuk lebih memudahkan dalam posisi mengelas. 
7. Lain-lain
       Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna untuk melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Tang, untuk memegang benda kerja setelah dilas. Sikat kawat, utuk membersihkan sisa terak.
Prosedur Keselamatan Kerja
Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu dilaksanakan antara lain sebagai berikut ;
1.      Gunakan sepatu saat pelaksanaan praktikum.
2.      Gunakan topeng las saat mengelas.
3.      Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam jangka waktu yg cukup lama.
4.      Gunakan sarung tangan/tang saat akan mengangkat atau memegang benda kerja yang baru dilas.
5.      Jangan bercanda saat praktikum.
 
Langkah kerja
Berikut langkah kerja yang harus dilakukan :
1.      Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2.      Gunakan alat pelindung.
3.      Hilangkan bagian pinggir plat yang tajam dengan cara dijepit di ragum dan dikikir.
4.      Beri penomoran pada benda kerja dengan penitik nomor di bagian yang akan menjadi dasar benda kerja.
5.      Persiapkan mesin las. Meliputi :
a.       Hubungkan mesin las ke sumber arus.
b.      Jepitkan penjepit masa mesin las pada meja las/meja kerja, pastikan jepitan tidak pada bagian yang terdapat cat atau bagian yang dapat menghambat jalanya arus.
c.       Atur arus mesin las sesuai tebal benda kerja dan diameter elektroda yang akan digunakan. Untuk menentukan besar arus kita sesuaikan dengan diameter elektroda dan ketebalan logam yang akan kita las. Semakin tebal logam yang akan dilas, semakin besar arus yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil lasan yang maksimal.
d.      Pasang elektroda pada pemegang elektroda.
6.      Lakukan penyalaan elektroda terlebih dahulu sebelum melakukan pengelasan.
7.      Lakukan pemanasan/latihan dengan mengelas logam lain terlebih dahulu sebelum mengelas benda kerja.
8.      Jika pemanasan dirasa sudah cukup, lakukan pengelasan/penyambungan dua logam pada posisi logam pertama berada tegak lurus dengan logam yang kedua (posisi logam seperti huruf T jika dilihat dari samping).
9.      Setelah selesai dinginkan benda kerja (bisa didinginkan dengan dicelupkan ke dalam air atau bisa juga didinginkan dengan dibiarkan di udara luar), setelah itu bersihkan terak pada hasil lasan dengan cara dipukul dengan palu terak atau alat lain yang efektif.
10.  Hasil lasan dapat terlihat setelah terak dibersihkan.
11.  Matikan mesin las.
12. Bereskan alat-alat pengelasan.
Pembahasan
1.      1. Sebelum dilas siku/las T, benda kerja terlebih dahulu harus dilas pada kedua sisi samping sebagai penguat sementara agar mudah saat dilas siku nantinya.
  Gambar terlampir

Hambatan               : benda kerja kerap tergeser dan lepas jika terjatuh dari meja kerja, ujung elektroda tidak stabil ketika digunakan mengelas jika elektroda masih panjang.
Cara mengatasi       : meminta bantuan orang lain untuk memegangi benda kerja supaya tetap pada tempatnya saat dilas dan memakai elektroda yang sudah lebih pendek untuk melakukan pengelasan ini.
2. Kedua plat dilas siku/las T.
Hambatan          : alur las tidak tepat pada bidang siku benda kerja.
Cara mengatasi : sering berlatih mengelas siku/las T.
Gambar terlampir
Pada praktikum las ini kegagalan yang saya alami adalah bentuk alur atau hasil lasan yang saya kerjakan terlalu kecil (tidak rata) mungkin ini disebabkan pergeseran elektroda saat pengelasan terlalu cepat sehingga lelehan elektroda tidak merata. Selain itu alur/hasil lasan berada tidak pada bidang siku, tetapi pada plat bagian atas saja (lelehan elektroda tidak pada kedua persinggungan plat). 
 
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1.      Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang tidak singkat.
2.      Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3.      Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4.      Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah :
1.      Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu pemanasan terlalu lama.
2. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak
Share this article :

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Hanya Di Sini™ - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger