Artikel kali ini hanya iseng aja, tapi bisa
juga dibilang serius karena
bisa menjadi salah satu pertimbangan teman-teman pengguna platform
Blogger sebagai sarana aktivitas ngeblog. Jaman dahulu kala, ada dua
orang sahabat karib Maskolis dan Helmi terlihat mereka lagi duduk-duduk
di teras rumah sambil ngobrol ringan. Helmi kelihatan kesal terlihat
dari mukanya yang ditekuk, usut punya usut ternyata dia lagi kesal
karena perilaku Google yang dengan sepihak menghapus blog yang
dikelolanya setelah hampir bertahan selama 1 abad lebih dikit. Dia kesal
seperti seorang pesakitan yang divonis bersalah oleh hakim tanpa bisa
mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi, dan permintaan grasi
pun sepertinya juga sudah ditutup rapat-rapat karena sang presiden sibuk dengan segala keprihatinannya.
Setelah merenung di pinggir kali sambil jongkok, Maskolis berpendapat
begini, bahwa platform Blogger sebenarnya tidak layak untuk dijadikan
sarana berekspresi secara bebas. Banyak keterbatasan yang dimiliki
Blogger sehingga seorang yang ahli dalam bidang IT khususnya bahasa
pemrograman situs atau web, sangat mustahil memakai Blogger sebagai
sarana untuk mengembangkan bakat dan keahliannya, ya ada beberapa sih
yang nekat pakai Blogger, tapi biasanya mungkin karena keterbatasan
ekonomi seperti yang nulis artikel ini. Ini pendapat subyektif penulis,
silahkan setuju atau setuju sekali, alternatif pilihannya cuma itu.
Tulisan ini nanti arahnya bakal kemana-mana, nggak fokus pada topik yang dibahas, jadi harap maklum soalnya yang nulis agak kenthir,
tapi nggak gila, buktinya masih bisa nulis artikel ini. Semoga yang
baca betah, kalau nggak betah langsung aja kasih komentar kentut ini : nice posting Gan, ditunggu artikel selanjutnya, atau artikel yang menarik, ditunggu komen baliknya ya...!!!. Oke kita lanjutkan, sampai dimana tadi? Lihat gambar orang cantik pasti lebih semangat......
Sumber gambar : http://indonesiarayanews.com
Pengguna blogspot atau dikenal juga sebagai blogger mayoritas berasal
dari beberapa negara berkembang di dunia, jika dilihat prosentase
pengguna blogspot, 70% dari negara-negara yang secara ekonomi masih
belum mapan termasuk negara kita yang tercinta ini tentunya. Seorang
pengguna blogspot ibarat seperti anak kost, cuma bedanya blogger
gratis.. eh nggak juga, paling tidak kita mesti beli komputer atau
minimal barang elektronik yang bisa buat nulis elektrik seperti HP atau
Ipad, juga kalau kita ngeblog di warnet mesti bayar sewa, kecuali
penjaga warnet. Seorang anak kost akan memperoleh fasilitas kamar dan
tempat tidur dari yang punya rumah, jelek atau bagus sebuah fasilitas
tergantung berapa biaya sewa yang mesti dikeluarkan. Meskipun udah
begitu, ruang lingkupnya tetep aja terbatas, misalnya untuk ngambil air
di kulkas aja kadang ada yang harus minta ijin dulu, kita nggak boleh
masuk ruang-ruang tertentu di rumah itu atau yang paling parah kalau
rumah kost yang kamar mandi dan WC buat bareng-bareng sama yang lain...
wuihhh ngeri-ngeri sedap, kata Sutan Bhatoegana.
"Lha terus apa hubungannya dengan seorang blogger?" tanya Helmi ke Maskolis.
"Nggak ada hubungannya sih, emang siapa yang bilang ada hubungannya?" jawab Maskolis.
"Lha itu alinea diatas, seorang blogger ibarat seperti anak kost! Berarti kan ada hubungannya?" tanya Helmi kesal.
"Makanya sabar dulu, ini juga lagi mikir, hubungannya kira-kira apa ya..?" jawab Maskolis sambil minum jamu tambah ganteng.
Jagi begini, seorang pengguna blogspot juga sama seperti anak kost,
diberikan fasilitas yang mendukung kegiatan dalam rangka menyampaikan
informasi secara online. Semuanya sudah tersedia gratis, kita tinggal
pencet tombol ini dan itu semuanya beres. Tapi aktivitas itu dibatasi,
Google sebagai induk semang dari rumah kost blogspot membuat beberapa
peraturan yang harus dipatuhi oleh penggunanya. Pengguna Blogspot
diperbolehkan memodifikasi kamar yang dia tempati dengan beberapa
kondisi yang sudah ditentukan oleh aturan-aturan yang tidak bisa
diganggu gugat.
Silahkan Anda sebagai blogger membuat kamar atau ruangan Anda seperti
yang diinginkan, silahkan isi space-space kosong yang ada dalam kamar
dengan barang-barang yang Anda perlukan. Tapi resiko ditanggung
penumpang, iya maksudnya batasan-batasan ideal yang dibakukan oleh si
induk semang sudah jelas, aturan baku yang dibuat semua pasti demi
kemudahan dan kelangsungan hidup si pengguna. Seorang anak kost bisa
saja menambahkan perabotan, seperti kulkas, TV, komputer atau lainnya
dengan konsekuensi kamarnya menjadi semakin sempit dan sumpek, yang
pasti sewa kamarnya juga bertambah karena penggunaan listrik yang lebih
dan tentunya tanpa merusak atau menjebol ruang-ruang lain di kamarnya
karena akan mengganggu anak kost lainnya.
Demikian juga pengguna blogger diperbolehkan menambah kode-kode yang
diperlukan untuk menjadikan blognya menjadi lebih atraktif dengan
catatan Anda tidak diperbolehkan mengurangi atau menambahkan beberapa
kode fixed bawaan dari platform tersebut karena akan berakibat rusaknya
struktur rumah blogger. Blog Anda memang akan keliatan lebih menarik
tapi konsekuensinya blog Anda semakin lamban yang mungkin akan
mengakibatkan Anda akan kehilangan beberapa persen dari sekian banyak
pengunjung loyal karena tidak sabar untuk masuk ke ruangan Anda.
Seorang anak kost juga dipersilahkan mengajak teman masuk ke kamar tapi
dengan batasan, tidak boleh terlalu malam atau terlalu sering bagi temen
yang beda gender, atau menggunakan kamar sebagai sarana mencari
penghasilan tambahan yang berlebihan, karena hal ini akan merugikan dan
merusak citra rumah kost itu sendiri di mata tetangga lainnya. Google
pun juga nggak bakalan mau kalau salah satu rumahnya dijadikan sebagai
sarana ajang afiliasi program dengan situs atau web afiliasi lainnya.
Program afiliasi hanya akan merugikan Google, karena dalam itung-itungan
bisnis hal itu mematikan Google sebagai induk semang. Secara, Google
juga punya program afiliasi sendiri untuk mengeruk keuntungan dari
pengguna internet.
Dari beberapa contoh kasus diatas jika ada yang dilanggar oleh
penggunanya, akibat paling buruk adalah Anda akan diusir dari rumah
kost, Anda bisa saja melakukan operasi plastik dengan membuat akun baru
di blogger, tapi tanpa merubah perilaku blogging Anda, hal yang sama
akan terjadi lagi di masa yang akan datang, dan itu akan berlanjut
sampai Anda sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa bertindak bebas
selama fasilitas pendukung yang kita miliki belum sepenuhnya atas nama
pribadi.
Penjelasan dangkal yang penuh dengan unsur subyektifitas dari Maskolis,
belum bisa sepenuhnya diterima oleh Helmi. Maskolis melanjutkan
argumennya lagi, coba sekarang bayangkan jika Anda punya rumah sendiri?
Helmi membayangkan jika dia punya rumah sendiri, tentunya dia pasti akan
bebas seperti seekor burung yang terbang di pagi hari. Mau dipakai buat
apapun, itu rumah-rumah dia, bebas bereksprsi intinya tanpa harus takut
diusir oleh pemiliknya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang IT, tentunya hal ini
akan berdampak pada teknologi terapan yang ada pada sebuah situs atau
web. Sistem pengkodean misalnya, sekarang banyak sekali temuan baru pada
kode-kode script untuk menjalankan sebuah fitur modern. Semuanya serba
baru, mulai dari kode CSS, HTML maupun Javascript, dan lagi temuan
kode-kode pembentuk fitur modern itu bisa dijalankan untuk semua CMS
pembuat website termasuk Blogger sendiri. Bagi blog non blogger hal itu
tidaklah menjadi masalah, karena tinggal diatur berapa kapasitas hosting
yang mesti diperlukan untuk membentuk semua fitur modern tersebut, lha
bagaimana dengan Blogger?
Artikel kali ini hanya iseng aja, tapi bisa
juga dibilang serius karena
bisa menjadi salah satu pertimbangan teman-teman pengguna platform
Blogger sebagai sarana aktivitas ngeblog. Jaman dahulu kala, ada dua
orang sahabat karib Maskolis dan Helmi terlihat mereka lagi duduk-duduk
di teras rumah sambil ngobrol ringan. Helmi kelihatan kesal terlihat
dari mukanya yang ditekuk, usut punya usut ternyata dia lagi kesal
karena perilaku Google yang dengan sepihak menghapus blog yang
dikelolanya setelah hampir bertahan selama 1 abad lebih dikit. Dia kesal
seperti seorang pesakitan yang divonis bersalah oleh hakim tanpa bisa
mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi, dan permintaan grasi
pun sepertinya juga sudah ditutup rapat-rapat karena sang presiden sibuk dengan segala keprihatinannya.
Setelah merenung di pinggir kali sambil jongkok, Maskolis berpendapat
begini, bahwa platform Blogger sebenarnya tidak layak untuk dijadikan
sarana berekspresi secara bebas. Banyak keterbatasan yang dimiliki
Blogger sehingga seorang yang ahli dalam bidang IT khususnya bahasa
pemrograman situs atau web, sangat mustahil memakai Blogger sebagai
sarana untuk mengembangkan bakat dan keahliannya, ya ada beberapa sih
yang nekat pakai Blogger, tapi biasanya mungkin karena keterbatasan
ekonomi seperti yang nulis artikel ini. Ini pendapat subyektif penulis,
silahkan setuju atau setuju sekali, alternatif pilihannya cuma itu.
Tulisan ini nanti arahnya bakal kemana-mana, nggak fokus pada topik yang dibahas, jadi harap maklum soalnya yang nulis agak kenthir,
tapi nggak gila, buktinya masih bisa nulis artikel ini. Semoga yang
baca betah, kalau nggak betah langsung aja kasih komentar kentut ini : nice posting Gan, ditunggu artikel selanjutnya, atau artikel yang menarik, ditunggu komen baliknya ya...!!!. Oke kita lanjutkan, sampai dimana tadi? Lihat gambar orang cantik pasti lebih semangat......
Sumber gambar : http://indonesiarayanews.com
Pengguna blogspot atau dikenal juga sebagai blogger mayoritas berasal
dari beberapa negara berkembang di dunia, jika dilihat prosentase
pengguna blogspot, 70% dari negara-negara yang secara ekonomi masih
belum mapan termasuk negara kita yang tercinta ini tentunya. Seorang
pengguna blogspot ibarat seperti anak kost, cuma bedanya blogger
gratis.. eh nggak juga, paling tidak kita mesti beli komputer atau
minimal barang elektronik yang bisa buat nulis elektrik seperti HP atau
Ipad, juga kalau kita ngeblog di warnet mesti bayar sewa, kecuali
penjaga warnet. Seorang anak kost akan memperoleh fasilitas kamar dan
tempat tidur dari yang punya rumah, jelek atau bagus sebuah fasilitas
tergantung berapa biaya sewa yang mesti dikeluarkan. Meskipun udah
begitu, ruang lingkupnya tetep aja terbatas, misalnya untuk ngambil air
di kulkas aja kadang ada yang harus minta ijin dulu, kita nggak boleh
masuk ruang-ruang tertentu di rumah itu atau yang paling parah kalau
rumah kost yang kamar mandi dan WC buat bareng-bareng sama yang lain...
wuihhh ngeri-ngeri sedap, kata Sutan Bhatoegana.
"Lha terus apa hubungannya dengan seorang blogger?" tanya Helmi ke Maskolis.
"Nggak ada hubungannya sih, emang siapa yang bilang ada hubungannya?" jawab Maskolis.
"Lha itu alinea diatas, seorang blogger ibarat seperti anak kost! Berarti kan ada hubungannya?" tanya Helmi kesal.
"Makanya sabar dulu, ini juga lagi mikir, hubungannya kira-kira apa ya..?" jawab Maskolis sambil minum jamu tambah ganteng.
Jagi begini, seorang pengguna blogspot juga sama seperti anak kost,
diberikan fasilitas yang mendukung kegiatan dalam rangka menyampaikan
informasi secara online. Semuanya sudah tersedia gratis, kita tinggal
pencet tombol ini dan itu semuanya beres. Tapi aktivitas itu dibatasi,
Google sebagai induk semang dari rumah kost blogspot membuat beberapa
peraturan yang harus dipatuhi oleh penggunanya. Pengguna Blogspot
diperbolehkan memodifikasi kamar yang dia tempati dengan beberapa
kondisi yang sudah ditentukan oleh aturan-aturan yang tidak bisa
diganggu gugat.
Silahkan Anda sebagai blogger membuat kamar atau ruangan Anda seperti
yang diinginkan, silahkan isi space-space kosong yang ada dalam kamar
dengan barang-barang yang Anda perlukan. Tapi resiko ditanggung
penumpang, iya maksudnya batasan-batasan ideal yang dibakukan oleh si
induk semang sudah jelas, aturan baku yang dibuat semua pasti demi
kemudahan dan kelangsungan hidup si pengguna. Seorang anak kost bisa
saja menambahkan perabotan, seperti kulkas, TV, komputer atau lainnya
dengan konsekuensi kamarnya menjadi semakin sempit dan sumpek, yang
pasti sewa kamarnya juga bertambah karena penggunaan listrik yang lebih
dan tentunya tanpa merusak atau menjebol ruang-ruang lain di kamarnya
karena akan mengganggu anak kost lainnya.
Demikian juga pengguna blogger diperbolehkan menambah kode-kode yang
diperlukan untuk menjadikan blognya menjadi lebih atraktif dengan
catatan Anda tidak diperbolehkan mengurangi atau menambahkan beberapa
kode fixed bawaan dari platform tersebut karena akan berakibat rusaknya
struktur rumah blogger. Blog Anda memang akan keliatan lebih menarik
tapi konsekuensinya blog Anda semakin lamban yang mungkin akan
mengakibatkan Anda akan kehilangan beberapa persen dari sekian banyak
pengunjung loyal karena tidak sabar untuk masuk ke ruangan Anda.
Seorang anak kost juga dipersilahkan mengajak teman masuk ke kamar tapi
dengan batasan, tidak boleh terlalu malam atau terlalu sering bagi temen
yang beda gender, atau menggunakan kamar sebagai sarana mencari
penghasilan tambahan yang berlebihan, karena hal ini akan merugikan dan
merusak citra rumah kost itu sendiri di mata tetangga lainnya. Google
pun juga nggak bakalan mau kalau salah satu rumahnya dijadikan sebagai
sarana ajang afiliasi program dengan situs atau web afiliasi lainnya.
Program afiliasi hanya akan merugikan Google, karena dalam itung-itungan
bisnis hal itu mematikan Google sebagai induk semang. Secara, Google
juga punya program afiliasi sendiri untuk mengeruk keuntungan dari
pengguna internet.
Dari beberapa contoh kasus diatas jika ada yang dilanggar oleh
penggunanya, akibat paling buruk adalah Anda akan diusir dari rumah
kost, Anda bisa saja melakukan operasi plastik dengan membuat akun baru
di blogger, tapi tanpa merubah perilaku blogging Anda, hal yang sama
akan terjadi lagi di masa yang akan datang, dan itu akan berlanjut
sampai Anda sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa bertindak bebas
selama fasilitas pendukung yang kita miliki belum sepenuhnya atas nama
pribadi.
Penjelasan dangkal yang penuh dengan unsur subyektifitas dari Maskolis,
belum bisa sepenuhnya diterima oleh Helmi. Maskolis melanjutkan
argumennya lagi, coba sekarang bayangkan jika Anda punya rumah sendiri?
Helmi membayangkan jika dia punya rumah sendiri, tentunya dia pasti akan
bebas seperti seekor burung yang terbang di pagi hari. Mau dipakai buat
apapun, itu rumah-rumah dia, bebas bereksprsi intinya tanpa harus takut
diusir oleh pemiliknya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang IT, tentunya hal ini
akan berdampak pada teknologi terapan yang ada pada sebuah situs atau
web. Sistem pengkodean misalnya, sekarang banyak sekali temuan baru pada
kode-kode script untuk menjalankan sebuah fitur modern. Semuanya serba
baru, mulai dari kode CSS, HTML maupun Javascript, dan lagi temuan
kode-kode pembentuk fitur modern itu bisa dijalankan untuk semua CMS
pembuat website termasuk Blogger sendiri. Bagi blog non blogger hal itu
tidaklah menjadi masalah, karena tinggal diatur berapa kapasitas hosting
yang mesti diperlukan untuk membentuk semua fitur modern tersebut, lha
bagaimana dengan Blogger?
Artikel kali ini hanya iseng aja, tapi bisa
juga dibilang serius karena
bisa menjadi salah satu pertimbangan teman-teman pengguna platform
Blogger sebagai sarana aktivitas ngeblog. Jaman dahulu kala, ada dua
orang sahabat karib Maskolis dan Helmi terlihat mereka lagi duduk-duduk
di teras rumah sambil ngobrol ringan. Helmi kelihatan kesal terlihat
dari mukanya yang ditekuk, usut punya usut ternyata dia lagi kesal
karena perilaku Google yang dengan sepihak menghapus blog yang
dikelolanya setelah hampir bertahan selama 1 abad lebih dikit. Dia kesal
seperti seorang pesakitan yang divonis bersalah oleh hakim tanpa bisa
mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi, dan permintaan grasi
pun sepertinya juga sudah ditutup rapat-rapat karena sang presiden sibuk dengan segala keprihatinannya.
Setelah merenung di pinggir kali sambil jongkok, Maskolis berpendapat
begini, bahwa platform Blogger sebenarnya tidak layak untuk dijadikan
sarana berekspresi secara bebas. Banyak keterbatasan yang dimiliki
Blogger sehingga seorang yang ahli dalam bidang IT khususnya bahasa
pemrograman situs atau web, sangat mustahil memakai Blogger sebagai
sarana untuk mengembangkan bakat dan keahliannya, ya ada beberapa sih
yang nekat pakai Blogger, tapi biasanya mungkin karena keterbatasan
ekonomi seperti yang nulis artikel ini. Ini pendapat subyektif penulis,
silahkan setuju atau setuju sekali, alternatif pilihannya cuma itu.
Tulisan ini nanti arahnya bakal kemana-mana, nggak fokus pada topik yang dibahas, jadi harap maklum soalnya yang nulis agak kenthir,
tapi nggak gila, buktinya masih bisa nulis artikel ini. Semoga yang
baca betah, kalau nggak betah langsung aja kasih komentar kentut ini : nice posting Gan, ditunggu artikel selanjutnya, atau artikel yang menarik, ditunggu komen baliknya ya...!!!. Oke kita lanjutkan, sampai dimana tadi? Lihat gambar orang cantik pasti lebih semangat......
gamabar isengan |
Pengguna blogspot atau dikenal juga sebagai blogger mayoritas berasal
dari beberapa negara berkembang di dunia, jika dilihat prosentase
pengguna blogspot, 70% dari negara-negara yang secara ekonomi masih
belum mapan termasuk negara kita yang tercinta ini tentunya. Seorang
pengguna blogspot ibarat seperti anak kost, cuma bedanya blogger
gratis.. eh nggak juga, paling tidak kita mesti beli komputer atau
minimal barang elektronik yang bisa buat nulis elektrik seperti HP atau
Ipad, juga kalau kita ngeblog di warnet mesti bayar sewa, kecuali
penjaga warnet. Seorang anak kost akan memperoleh fasilitas kamar dan
tempat tidur dari yang punya rumah, jelek atau bagus sebuah fasilitas
tergantung berapa biaya sewa yang mesti dikeluarkan. Meskipun udah
begitu, ruang lingkupnya tetep aja terbatas, misalnya untuk ngambil air
di kulkas aja kadang ada yang harus minta ijin dulu, kita nggak boleh
masuk ruang-ruang tertentu di rumah itu atau yang paling parah kalau
rumah kost yang kamar mandi dan WC buat bareng-bareng sama yang lain...
wuihhh ngeri-ngeri sedap, kata Sutan Bhatoegana.
"Lha terus apa hubungannya dengan seorang blogger?" tanya Helmi ke Maskolis.
"Nggak ada hubungannya sih, emang siapa yang bilang ada hubungannya?" jawab Maskolis.
"Lha itu alinea diatas, seorang blogger ibarat seperti anak kost! Berarti kan ada hubungannya?" tanya Helmi kesal.
"Makanya sabar dulu, ini juga lagi mikir, hubungannya kira-kira apa ya..?" jawab Maskolis sambil minum jamu tambah ganteng.
Jagi begini, seorang pengguna blogspot juga sama seperti anak kost,
diberikan fasilitas yang mendukung kegiatan dalam rangka menyampaikan
informasi secara online. Semuanya sudah tersedia gratis, kita tinggal
pencet tombol ini dan itu semuanya beres. Tapi aktivitas itu dibatasi,
Google sebagai induk semang dari rumah kost blogspot membuat beberapa
peraturan yang harus dipatuhi oleh penggunanya. Pengguna Blogspot
diperbolehkan memodifikasi kamar yang dia tempati dengan beberapa
kondisi yang sudah ditentukan oleh aturan-aturan yang tidak bisa
diganggu gugat.
Silahkan Anda sebagai blogger membuat kamar atau ruangan Anda seperti
yang diinginkan, silahkan isi space-space kosong yang ada dalam kamar
dengan barang-barang yang Anda perlukan. Tapi resiko ditanggung
penumpang, iya maksudnya batasan-batasan ideal yang dibakukan oleh si
induk semang sudah jelas, aturan baku yang dibuat semua pasti demi
kemudahan dan kelangsungan hidup si pengguna. Seorang anak kost bisa
saja menambahkan perabotan, seperti kulkas, TV, komputer atau lainnya
dengan konsekuensi kamarnya menjadi semakin sempit dan sumpek, yang
pasti sewa kamarnya juga bertambah karena penggunaan listrik yang lebih
dan tentunya tanpa merusak atau menjebol ruang-ruang lain di kamarnya
karena akan mengganggu anak kost lainnya.
Demikian juga pengguna blogger diperbolehkan menambah kode-kode yang
diperlukan untuk menjadikan blognya menjadi lebih atraktif dengan
catatan Anda tidak diperbolehkan mengurangi atau menambahkan beberapa
kode fixed bawaan dari platform tersebut karena akan berakibat rusaknya
struktur rumah blogger. Blog Anda memang akan keliatan lebih menarik
tapi konsekuensinya blog Anda semakin lamban yang mungkin akan
mengakibatkan Anda akan kehilangan beberapa persen dari sekian banyak
pengunjung loyal karena tidak sabar untuk masuk ke ruangan Anda.
Seorang anak kost juga dipersilahkan mengajak teman masuk ke kamar tapi
dengan batasan, tidak boleh terlalu malam atau terlalu sering bagi temen
yang beda gender, atau menggunakan kamar sebagai sarana mencari
penghasilan tambahan yang berlebihan, karena hal ini akan merugikan dan
merusak citra rumah kost itu sendiri di mata tetangga lainnya. Google
pun juga nggak bakalan mau kalau salah satu rumahnya dijadikan sebagai
sarana ajang afiliasi program dengan situs atau web afiliasi lainnya.
Program afiliasi hanya akan merugikan Google, karena dalam itung-itungan
bisnis hal itu mematikan Google sebagai induk semang. Secara, Google
juga punya program afiliasi sendiri untuk mengeruk keuntungan dari
pengguna internet.
Dari beberapa contoh kasus diatas jika ada yang dilanggar oleh
penggunanya, akibat paling buruk adalah Anda akan diusir dari rumah
kost, Anda bisa saja melakukan operasi plastik dengan membuat akun baru
di blogger, tapi tanpa merubah perilaku blogging Anda, hal yang sama
akan terjadi lagi di masa yang akan datang, dan itu akan berlanjut
sampai Anda sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa bertindak bebas
selama fasilitas pendukung yang kita miliki belum sepenuhnya atas nama
pribadi.
Penjelasan dangkal yang penuh dengan unsur subyektifitas dari Maskolis,
belum bisa sepenuhnya diterima oleh Helmi. Maskolis melanjutkan
argumennya lagi, coba sekarang bayangkan jika Anda punya rumah sendiri?
Helmi membayangkan jika dia punya rumah sendiri, tentunya dia pasti akan
bebas seperti seekor burung yang terbang di pagi hari. Mau dipakai buat
apapun, itu rumah-rumah dia, bebas bereksprsi intinya tanpa harus takut
diusir oleh pemiliknya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang IT, tentunya hal ini
akan berdampak pada teknologi terapan yang ada pada sebuah situs atau
web. Sistem pengkodean misalnya, sekarang banyak sekali temuan baru pada
kode-kode script untuk menjalankan sebuah fitur modern. Semuanya serba
baru, mulai dari kode CSS, HTML maupun Javascript, dan lagi temuan
kode-kode pembentuk fitur modern itu bisa dijalankan untuk semua CMS
pembuat website termasuk Blogger sendiri. Bagi blog non blogger hal itu
tidaklah menjadi masalah, karena tinggal diatur berapa kapasitas hosting
yang mesti diperlukan untuk membentuk semua fitur modern tersebut, lha
bagaimana dengan Blogger?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar