mengingat mau dekat puasa |
Assalamu'alaikum wr.wb
Kali
ini Hanya Di Sini™ kembali membahas yang berkaitan dengan puasa/bulan
Ramadhan.Bagi umat islam,Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial
karena pahala-pahala kita akan dilipatkan oleh Allah S.W.T.Pasti
orang-orang berlomba-lomba untuk mencari pahala.Namun sangat disayangkan
beberapa dari kita (umat islam) lebih mengutamakan yang sunah daripada
yang wajib.Contohnya,orang berbondong-bondong melaksanakan shalat
Tharawih akan tetapi ketika shalat 5 waktu mesjid hanya terisi beberapa
shaff.Hal tersebut patut kita pikirkan.Nah,sobat mau tahu apa-apa saja
sebenarnya hal yang diremehkan ketika berpuasa di bulan Ramadhan
???.Berikut selengkapnya
1.Mengilmui Ibadah di Bulan Ramadhan.
Ilmu
adalah pintu kebaikan.Siapa pun yang menghendaki kebaikan,dia harus
memulai dengan ilmu.Maka seorang muslim yang ingin meraih kebaikan bulan
Ramadhan, pastilah dia harus mengilmui ibadah yang dilakukan di bulan
ini. Mengilmui tentang puasa,tentang tata cara shalat Tarawih,tentang
membaca Al-Quran, i’tikaf, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.Sangat
disayangkan banyak kaum muslimin yang meremehkan hal ini. Padahal,jika
mereka melakukan ibadah tanpa ilmu,bisa jadi ibadah yang mereka lakukan
akan menjadi sia-sia,tidak diterima oleh Allah S.W.T.Akhirnya,kita pun
banyak melihat bermunculan berbagai perkara ibadah yang tidak
dituntunkan oleh Allah dan Nabi Muhammad S.A.W di bulan mulia
ini.Sehingga apa yang mereka harapkan menjadi kebaikan,berbalik menjadi
kerugian semata.Semoga Allah melindungi kita dari hal ini.
2.Niat Ikhlas Dalam Puasa
Puasa
adalah ibadah yang sangat agung di bulan suci ini.Sampai-sampai Allah
pun mengkhususkan ibadah ini hanya untuk-Nya. Rasulullah S.A.W
bersabda,“Allah ‘azza wa jalla berfirman,semua amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang
akan membalasnya.” (Muttafaq ‘alaih) Ikhlas adalah salah satu syarat
diterimanya suatu ibadah, selain harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah
S.A.W.Sehingga jika kita ingin puasa kita diterima, pertama kita harus
mengikhlaskan puasa kita hanya karena Allah, bukan karena ikut-ikutan
rutinitas manusia atau karena niat yang lain. Selain itu, puasa kita
harus sesuai dengan tuntunan atau tata cara puasa Rasulullah dan ini
tentu menuntut kita untuk memperhatikan poin pertama yang kami sampaikan
di atas, yaitu ilmu. Sekadar mengingatkan, bahwa yang dimaksud dengan
niat adalah kehendak dalam hati untuk melakukan sesuatu amalan sehingga
dalam tuntunan Rasulullah,niat untuk ibadah tidak perlu diucapkan dengan
lisan,termasuk di antaranya niat untuk berpuasa.
3.Yang Wajib Lebih Utama Dari yang Sunah
Semangat
yang menggebu terkadang menjadikan seseorang lalai dengan skala
prioritas yang harusnya diperhatikan. Inilah yang sering kita saksikan
pada bulan ini. Kaum muslimin terkadang lebih memerhatikan yang sunah
dengan melalaikan yang wajib. Padahal seharusnya yang wajib harus lebih
diperhatikan dari yang sunah, sedangkan yang sunah diusahakan tidak
ditinggalkan. Sebagai contoh, kita lihat kaum muslimin
berbondong-bondong shalat Tarawih berjamaah ke masjid sampai membuat
masjid tak muat, padahal shalat Tarawih tidak termasuk dalam shalat
wajib. Namun sayang, mereka lupa atau lalai shalat berjamaah di masjid
untuk lima shalat waktu.Akan lebih parah lagi, jika ada seorang muslim
yang lebih memerhatikan hal yang mubah-mubah saja dari pada hal yang
wajib. Atau bahkan lebih parah dari itu, memerhatikan hal yang makruh
atau haram dengan melalaikan yang wajib. Na’udzu billah min dzalik.
4.Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Yang
ini, nampaknya banyak dianggap remeh oleh sebagian kaum muslimin. Di
antara mereka ada yang makan sahur jauh sebelum waktu sahar (akhir waktu
malam menjelang terbit fajar). Bahkan di antara mereka ada yang sama
sekali tidak makan sahur. Lalu ketika berbuka pun di antara mereka ada
yang mengakhirkannya sampai menjelang Isya. Semacam ini tentu saja
bertentangan dengan tuntunan Nabi S.A.W.Rasulullah bersabda, “Makan
sahurlah, karena ada berkah dalam makan sahur.” (Muttafaq ‘alaih) dan
disebutkan pula dalam hadits Muttafaq ‘alaih (Riwayat al-Bukhari dan
Muslim) bahwa antara makan sahur Rasulullah dengan adzan shubuh
berselang sekitar bacaan 50 ayat al-Quran. Rasulullah juga bersabda,
“Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahlul kitab adalah makan sahur.”
(Riwayat Muslim). Adapun tentang menyegerakan berbuka, Rasulullah
bersabda, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka masih
menyegerakan berbuka.” (Muttafaq ‘alaih). Dan yang dimaksud menyegerakan
berbuka di sini, segera berbuka setelah terbenam matahari. Karena jika
seseorang menyengaja berbuka sebelum terbenam matahari padahal dia tahu,
maka puasanya tidak sah alias batal.
5.Mulianya Waktu
Keagungan
waktu dan urgensi memerhatikannya, sudah tidak kita ragukan lagi.
Sampai-sampai ada yang mengatakan, “waktu bagaikan pedang, jika tidak
kau patahkan dia yang akan menebasmu.” Maksudnya, jika waktu ini tidak
kita manfaatkan untuk hal-hal yang baik, niscaya dia bisa menjadi
bumerang yang mencelakakan kita. Nah, di bulan mulia ini, kemuliaan
waktu menjadi jauh lebih mulia dari biasanya. Namun sekali lagi sayang,
banyak kaum muslimin yang lalai akan hal ini. Mereka menghabiskan
waktunya di bulan Ramadhan untuk perkara kesenangan jiwa belaka. Dengan
bercanda ria, berjalan-jalan, tidur, ngobrol, begadang, dan seterusnya.
Padahal jika mereka mau memanfaatkannya untuk ibadah seperti membaca
Al-Quran, berdzikir atau yang lain, maka sesungguhnya di bulan ini amal
ibadah kita dilipat gandakan pahalanya.
6.Ramadhan Bulan Doa
Di
antara rahasia yang sering dilalaikan,bahwa Ramadhan adalah bulan
doa.Dalam surat al-Baqarah ayat 186, Allah menyebutkan sebuah keterangan
tentang doa.Bahwa Allah dekat dengan hamba-Nya, dan Dia mengabulkan doa
orang yang berdoa kepada-Nya. Jika diperhatikan, ayat ini Allah
sampaikan di tengah-tengah ayat tentang puasa. Hal ini menunjukkan
sebagaimana dijelaskan para ulama bahwa Ramadhan adalah waktu yang tepat
untuk berdoa. Terlebih lagi Rasulullah telah bersabda, “Tiga doa yang
tidak akan ditolak; doa seorang tua untuk anaknya, doa orang yang
berpuasa, doa orang yang bersafar.” (Dihasankan al-Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 3032)
7.Antara Hemat dan Sedekah
Di
antara keistimewaan amalan Nabi – shollallohu ‘alaihi wa sallam – di
bulan Ramadhan, beliau – shollallohu ‘alaihi wa sallam – lebih banyak
bersedekah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Padahal beliau adalah orang
yang paling dermawan di bulan-bulan yang lain. Nah, tentunya ini
menjadi dorongan bagi kita sebagai umat beliau — shollallohu ‘alaihi wa
sallam –, untuk lebih banyak bersedekah di bulan Ramadhan. Anjuran untuk
bersedekah ini tentu menuntut kita untuk lebih berhemat dalam
menggunakan harta untuk keperluan duniawi. Inilah hal yang mungkin
banyak dilalaikan. Yang sering terjadi malah sebaliknya, pengeluaran
untuk urusan duniawi; untuk membeli makanan sahur dan buka, dan juga
untuk membeli perlengkapan menyambut lebaran, lebih diperhatikan dari
pada pengeluaran untuk sedekah.
8.Keagungan Malam-Malam erakhir
Ada
fenomena yang perlu dikoreksi. di awal-awal Ramadhan mereka bersemangat
melaksanakan ibadah seperti shalat Tarawih, membaca Al-Quran dan
sebagainya. Namun semakin mendekati akhir Ramadhan, mereka mulai “lemas”
dalam ibadah. Masjid-masjid yang tadinya penuh dengan jamaah, kini
tinggal dua atau tiga shaf saja. Padahal Allah lebih mengagungkan
malam-malam terakhir Ramadhan dibandingkan sebelumnya. Dan Rasulullah
pun bertambah giat dalam beribadah jika telah memasuki sepuluh malam
terakhir bulan Ramadhan.
9.I’tikaf
Di
antara sunnah (ajaran) Nabi yang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin
adalah i’tikaf. Berdiam di masjid dan tidak keluar darinya, dalam rangka
mengkhususkan diri untuk ibadah kepada Allah S.W.T. Ibadah ini
merupakan kebiasaan yang dilakukan Nabi pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Ibadah yang mulia ini sering tidak bisa dilakukan oleh kaum muslimin,
karena mereka sibuk dengan persiapan menyambut hari raya. Seolah-olah,
mereka sangat gembira dengan hampir selesainya bulan Ramadhan. Padahal
para pendahulu kita yang shalih, merasa sedih ketika harus berpisah
dengan bulan mulia ini. Lalu di manakah posisi kita dibandingkan mereka?
10.Jangan Lupakan Tujuan Puasa
Kita
semua tentu tahu tujuan agung ibadah puasa. Namun, apakah kita sadar
ketika Ramadhan telah berlalu, sudahkan kita mencapai tujuan itu?
Ketakwaan, sebagai tujuan dari ibadah puasa, tidak hanya dituntut pada
bulan Ramadhan saja. Bahkan ketakwaan harus senantiasa diusahakan
mengiringi kita di mana pun dan kapan pun. Rasulullah bersabda,
“Bertakwalah kamu di mana atau kapan pun kamu berada.” (Riwayat
at-Tirmidzi).Nah,setelah sobat ketahui hal-hal tersebut,sudah tidak ingin lagi mengulangi hal-hal tersebut bukan ???
Semoga di Bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba amalan-amalan kita diterima oleh Allah S.W.T
Amiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar