Latest Games :
Home » » mini projeck

mini projeck

Selasa, 04 Maret 2014 | 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi pun ikut mengalami perkembangan pesat. Dampak dari perkembanga teknologi, manusia memiliki berbagai kesibukan yang dilengkapi dengan berbagai macam alat bantu dalam penyelesaian pekerjaannya.

Salah satu contoh kesibukan manusia yang membutuhkan begitu banyak peralatan bantu adalah dokter gigi. Kita tau bahwasanya dokter gigi memiliki peralatan yang digunakan pada saat memeriksa gigi pasien. Begitu pula dengan mahasiswa kedokteran gigi, mereka juga memilaki banyak peralatan perkakas yang digunakan saat praktikum. Terkadang mahasiswa kedokteran gigi merasa tidak nyaman saat membawa peralatan periksa gigi. Peralatan tersebut seharusnya memiliki suatu tempat penyimpanan yang khusus. Sehingga mahasiswa merasa nyaman dalam membawa peralatan bantu tersebut.

Jadi kami mengambil kesimpulan bahwa hal di atas merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan. Jalan keluar dari masalah ini adalah dengan cara menciptakan suatu kotak peralatan khusus untuk menyimpan peralatan periksa gigi yang dimilikai oleh mahasiswa kedokteran gigi. Sehingga dalam kesehariannya mahasiswa kedokteran gigi tidak lagi merasa risih dalam membawa peralatan periksa gigi kemana pun mereka pergi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
1) Untuk melengkapi tugas.
2) Agar mahasiswa tau bagaimana alur dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam suatu proses perencanaan dan pengembangan produk.
3) Untuk meningkatkan kreatifitas serta meningkatkan kemampuan mahasiswa.

1.3 Langkah-langkah Pengembangan
1) Menentukan produk yang akan dikembangkan
2) Mendapatkan alasan pengembangan baik dari kemungkinan peluang-peluang yang ada maupun dari kebutuhan pelanggan melalui proses interview.
3) Mengelompokkan interpretasi kebutuhan pelanggan untuk mempermudah pengidentifikasian.
4) Konsep Desain produk alternatif
5) Pemilihan Konsep Desain terbaik.
6) Menentukan spesifikasi dari produk yang terpilih
7) Membuat gambar kerja dari produk
8) Membuat prototipe dari produk tersebut

1.3 Rumusan Masalah

1) Setiap mahasiswa kedokteran gigi memiliki peralatan yang harus dibawa ketika praktikum ataupun diluar praktikum.
2) Mahasiswa kedokteran gigi tidak memiliki tool box untuk menyimpan peralatan tersebut.
3) Mereka masih menggunakan lunch box untuk menyimpan peralatan tersebut.
4) Ketika menggunakan lunch box banyak peralatan yang hilang.
5) Oleh karena itu, diperlukan tool box yang dapat menyimpan peralatan mahasiswa kedokteran gigi.
6) Dengan adanya tool box, diharapkan dapat mempermudah mahasiswa kedokteran gigi menyimpan ataupun membawa peralatan.

1.4 Mission Statement
a. Gambaran Produk
Kami akan membuat suatu produk yang berfungsi sebagai penyimpanan peralatan bagi mahasiswa kedokteran gigi.
b. Primary Market
Pasaran utama dari produk ini adalah mahasiswa kedokteran gigi.
c. Secondary Market
Pasaran sekunder dari produk ini adalah dokter gigi.
d. Stakeholder
Pembeli dan pengguna.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.

2.2 Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah

Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.

•Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).

•Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi. Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001) dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
1. 1.Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

3. 3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. 4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.

5. 5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.

6. 6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan

2.3 Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep (Crawford, 1994) adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.
Proses pengembangan konsep (Ulrich-Eppinger, 2001) mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
a. Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
b. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
d. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
e. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
f. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang

2. Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.

3. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.
a. Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
b. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
c. Pencarian eksternal
d. Pencarian internal
e. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.

4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.

5. Pengujian konsep
Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut.

Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi, dan juga harga.

Pengembangan konsep adalah cara yang sangat efektif, dan jika telah dilakukan dengan benar, maka Anda bisa menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan milyaran rupiah. Anda juga akan terhindar dari langkah awal yang salah, positioning yang salah, strategi yang buruk dan menjual kepada orang yang salah. Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi lebih penting dari itu, sebagai panduan Anda untuk melewati seluruh proses pengembangan, dari mulai konsep awal sampai suksesnya peluncuran produk baru

6. Arsitektur Produk
Tim pengembangan produk perlu mendefinisikan blok pembangun fisik dasar produk dalam pengertian fungsi yang dilakukan & interfasenya dengan bagian produk yang lain, dengan pertimbangan :
1. Alternatif arsitektur yang ada saat ini.
2. Bagaimana subsistem akan berinteraksi
3. Bagaimana subsistem akan dibagi dan dihubungkan

Arsitektur produk merupakan skema pengaturan elemen fungsional produk dalam blok fisik dan antar muka antar blok tersebut. Sebuah produk dapat dikelompokan menjadi dua elemen, yaitu:
1. elemen fungsional (operasi & transformasi individual yang berkontribusi pada performansi produk keseluruhan)
2. elemen fisik (Bagian, komponen, dan sub rakitan yang menjalankan fungsi produk, Diorganisasikan dalam beberapa blok pembangun fisik utama (chunk), Beberapa chunk membentuk kumpulan komponen yang menjalankan fungsi produk.

Tipe arsitektur dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
1. Arsitektur produk, yang berhubungan dengan tata letak produk spesifik. Tipe dasar arsitektur produk ada dua, yaitu
o Arsitektur integral: struktur fisik di mana semua subfungsi dipetakan pada satu atau sejumlah kecil elemen fisik
o Arsitektur Modular: substruktur produk fisik integral yang mempunyai hubungan one-to-one dengan subset model fungsional produk.

2. Arsitektur portofolio, berhubungan dengan famili produk. Strategi desain: apakah akan (whether to), bagaimana (how to) bentuk dari penggunaan bersama (sharing) komponen antar produk dalam portofolio.

Ada beberapa isu yang berkaitan erat dengan implikasi arsitektur produk, yaitu:
1. Perubahan produk
Arsitektur dari suatu produk harus mendefinisikan perubahan yang dapat terjadi pada suatu produk, seperti dapat di-upgrade, ditambah dengan komponen lain, beradaptasi dengan lingkungan, digantikan, fleksibel (dapat dimodifikasi). Hal ini bertujuan agar produk tetap dapat digunakan sesuai fungsinya walaupun telah mengalami perubahan.
2. Variasi produk
Variasi produk adalah variasi model produk yang dapat diproduksi oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu dalam rangka merespon permintaan pasar.
3. Standardisasi komponen
Standardisasi komponen adalah penggunaan komponen yang sama dalam berbagai produk. Hal ini dapat membuat biaya yang dikeluarkan menjadi lebih rendah dan dapat meningkatkan kualitas.
4. Performa produk
Performa produk menunjukkan seberapa baik sebuah produk mengimplementasikan fungsi yang menjadi tujuan dibuatnya produk tersebut. Arsitektur produk memfasilitasi optimisasi dari karekterisitik performa dan semua yang dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan jumlah produksi.
5. Kemampuan manufaktur
Arsitektur produk mempengaruhi kemampuan untuk mendesain komponen dengan biaya rendah. Salah satu strateginya adalah meminimalisasi jumlah bagian yang akan diproduksi melalui integrasi (penggabungan komponen).
6. Manajemen pengembangan produk
Tanggung jawab atas desain detail dari suatu bagian biasanya diberikan kepada satu kelompok kecil dalam perusahaan atau pemasok dari luar. Jika sebuah elemen fungsional diimplementasikan oleh dua atau lebih bagian, maka akan dibutuhkan koordinasi yang erat antar kelompok yang berbeda.
7. Desain Industri
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan
Desain industri merupakan seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang)
Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungannya , yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberikan kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang komoditas industri.
8. Desain untuk proses manufaktur
Biaya manufaktur adalah kunci yang menentukan keberhasilan ekonomi dari suatu produk. Dalam tahap yang  sederhana, keberhasilan ekonomi suatu produk tergantung pada profit margin yang diperoleh pada setiap penjualan produk dan jumlah unit produk yang dapat dijual perusahaan. Profit margin adalah selisih  antara harga jual produsen dan biaya pembuatan produk. Jumlah unit yang terjual dan harga jual akan banyak ditentukan oleh keseluruhan kualitas produk. Secara ekonomi keberhasilan suatu desain tergantung pada peningkatan berkualitas produk dengan  meminimalkan biaya produksi. DFM adalah salah satu metodologi untuk mencapai tujuan ini; DFM  yang efektif melakukan pengarahan ke biaya rendah manufaktur tanpa mengorbankan kualitas produk.

Definisi Industri Desain untuk Manufaktur:
o DFM berarti membuat desain produk yang berbasis manufaktur.
o DFM berkaitan desain produk untuk semua aspek dari proses manufaktur  dalam rangka untuk mengoptimalkan kemampuan manufaktur dari desain awal.
o DFM merupakan proses pengembangan produk yang melibatkan tim yang terdiri dari perwakilan dari manufaktur serta semua entitas fungsional lainnya dalam proses pengembangan produk.
o DFM adalah proses desain produk yang mengoptimalkan penyesuaian dengan kemampuan manufaktur dari organisasi terkait.
o DFM adalah komunikasi dan kolaborasi antara manufaktur dan desain untuk menghasilkan kualitas produk yang meminimalkan manufaktur hindrances.
o DFM adalah penggunaan CAD, sistem dan peralatan komputer lainnya yang ahli untuk merancang dan mengembangkan produk yang relatif mudah untuk manufaktur.
o DFM adalah proses untuk mengurangi waktu menuju pasar, meningkatkan kualitas, meningkatkan kinerja proses, peningkatan keuntungan, dan akhirnya untuk meningkatkan daya saing perusahaan manufaktur dengan mengatasi masalah pada konsep awal desain dan tahap prototipe desain produk dan proses pengembangan.

9. Prototype
Prototipe adalah model kerja dasar dari pengembangan sebuah program (software) atau perangkat lunak. Prototipe dalam Bahasa Inggris “prototype” disebut juga dengan purwarupa. Prototipe biasanya dibuat sebagai model untuk tujuan demonstrasi atau sebagai bagian dari proses pengembangan atau pembuatan sebuah software. Kata prototipe berasal dari Bahasa Latin, yaitu kata “proto” yang berarti asli, dan “typus” yang berarti bentuk atau model. Dalam konteks non-teknis, prototipe adalah contoh khusus sebagai wakil dari kategori tertentu. Dalam bidang desain, prototipe atau purwarupa atau disebut juga dengan arketipe adalah bentuk awal sebagai contoh atau standar ukuran dari sebuah entitas. Sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

10. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.

11. Manajemen proyek
Manajemen proyek adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian terhadap suatu pekerjaan atau proyek yang akan atau sedang dilaksanakan. Manajemen proyek ini merupakan salah satu topik utama dalam bidang manajemen operasi. Proyek yang membutuhkan waktu pengerjaan bulanan hingga tahunan sangatlah membutuhkan ilmu ini, agar bisa terlaksana dengan baik.

Fase Manajemen Proyek:
Manajemen proyek ini memiliki tiga fase, yaitu:
Fase perencanaan
fase ini mencakup penentuan sasaran, pendefinisian proyek, dan pengorganisasian tim.
Fase penjadwalan
fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahana untuk aktivitas khusus dan menghubungkan setiap aktivitas satu dengan aktivitas lain.
Fase pengendalian
di sini, perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.











Share this article :

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Hanya Di Sini™ - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger